Organisasi Kepemudaan Indonesia Bergai Era

Hay pemuda. Bagaimana semangatmu hari ini?
Oke guys, pada artikel kali ini akan membahas organisasi kepemudaan yang berkembang dari era ke era (masa kini sampai masa sekarang). Dibaca ya guys.


Sejarah Organisasi Kepemudaan di Indonesia


Pemuda merupakan salah satu elemen bangsa yang selalu menjadi garda depan dalam menghadapi berbagai persoalan bersama. Dalam sejarahnya, kelompok ini selalu melahirkan berbagai pemikiran dan gerakan menuju perubahan dan perbaikan bangsa Indonesia. Peran mereka sudah dimulai jauh sebelum lahirnya negara Indonesia.
Batasan pemuda di setiap negara berbeda-beda tergantung dari kebijakan pemerintahan di negara yang bersangkutan. Di Indonesia, pengertian pemuda adalah penduduk yang berusia antara 15 sampai dengan 35 tahun. Kiprah pemuda bisa kita lihat dari gerakan meraka sejak sebelum momentum kebangkitan nasional (1908) hingga pasca reformasi sekarang ini.

Masa Sebelum Kemerdekaan
1. Budi Utomo / Boedi Oetomo
Budu Utomo berdiri pada tahun 1908 yang pada awal mula berdirinya merupakan organisasi pelajar yang ruang lingkupnya masih kedaerahan, namun pada perkembangannya berubah menjadi organisasi perkumpulan pemuda nasional.
Pendiri     : Dr. Soetomo, Goenawan Mangoenkousoemo, Soeraji, dan Dr. Wahidin Sudirohusodo

2. Trikoro Dharmo / Tri Koro Dharmo
Trikoro Dharmo adalah sebuah perkumpulan pemuda yang berasal dari Jawa pada tahun 1915 di gedung kebangkitan nasional. Organisasi ini kemudian mengubah nama menjadi Jong Jawa pada kongres di Solo. Arti definisi / pengertian dari tri koro dharmo adalah Tiga Tujuan Mulia (sakti, budhi, bakti).
Pendiri     : dr. Satiman Wirjosandjojo, Kadarman, dan Sunardi

3. Jong Sumatra Bond (Persatuan Pemuda Sumatra)
Organisasi oni berdiri pada tahun 1917 yang memiliki tujuan untuk mempererat hubungan antar pelajar yang berasal dari sumatera. Beberapa toko terkenal dari organisasi ini yaitu seperti M. Hatta dsan M. Yamin.
Pendiri     : Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, M. Tamsil, Bahder Johan, Assaat, Abu Hanifah, dan Adnan Kapau Gani

4. Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia
Organisasi yang satu ini berdiri pada tahun 1925 yang diprakarsa oleh mahasiswa Jakarta dan Bandung dengan tujuan untuk Kemerdekaan Indonesia.
Pendiri     : Raden Tumenggung Djaksodipoera, Soegondo, Soewirjo, Goelarso, Darwis, dan Abdoellah Sigit

5. Jong Indonesia
Perkumpulan pemuda dan pemudi ini didirikan pada tahun 1927 di Bandung di mana kemudian organisasi ini diubah menjadi Pemuda Indonesia untuk yang berjenis kelamin laki-laki dan Putri Indonesia bagi yang perempuan. Pemuda Indonesia membuat kongres di mana pada kongres yang kedua menghasilkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Pendiri     : Mr. Sartono, Ir. Soekarno, Ir. Anwari, dan Mr. Soenarjo

 6. Indonesia Moeda
Indonesia Muda adalah organisasi nasional yang lahir karena dorongan Sumpah Pemuda pada tahun 1930 sebagai peleburan banyak organisasi pemuda daerah / lokal. Indonesia Moeda ini adalah gabungan dari Jong Java, Pemuda Indonesia dan Jong Sumatera.
Pendiri     : Tokoh-tokoh organisasi Jong Java, Pemuda Indonesia dan Jong Sumatera.

7. Organisasi Perkumpulan Daerah
Setelah muncul jong jawa dan jong sumatra bond, maka bermunculanlah organisasi lokal kedaerahan lain seperti jong celebes, jong ambon, jong minahasa, dan lain sebagainya.

Masa Setelah Kemerdekaan

1.  Gerakan Pemuda 1960-an

     Setelah Indonesia merdeka muncul gerakan anak-anak muda yang terdiri dari para mahasiswa dan pelajar Indonesia. Pemuda pasca kemerdekaan Indonesia sifatnya lebih seperti penyeimbang pemerintahan yang memberikan masukan atau kritik kepada pemerintah disaat pemerintah membuat kebijakan yang tidak sesuai dengan keadaan masyarakat. Saat itu muncul beragam organisasi Kesatuan Aksi Pelajar, diantaranya:

a. Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI)

b. Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI)

c. Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI)

d. Kesatuan Aksi Wanita Indonesia ( KAWI)

e. Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI)

f. Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI)

Para pemuda yang tergabung dalam kesatuan aksi tersebut, melakukan sebuah gerakan demonstrasi yang menghasilkan Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat), pasca demonstrasi yang menghasilkan Tritura akhirnya terjadi perombakan cabinet di zaman Soekarno. Namun, pada akhirnya pemerintahan Soekarno juga tumbang karna beragam masalah politik yang tidak kunjung terselesaikan hingga tercetus G30S/PKI.

2.  Gerakan Pemuda Orde Baru
Kemudian Indonesia dipimpin oleh Soeharto, organisasi kepemudaan masih ada, namun tidak aktif dalam menyeimbangkan pemerintahan yang berjalan. Sebab, zaman orde baru berbagai kegiatan organisasi geraknya serba dibatasi dan diawasi oleh pemerintah.

Zaman Soeharto juga dikatakan sebagai zaman kegelapan pergerakan pemuda. Sebab pada orde baru terdapat banyak terjadi pelanggaran HAM yang di alami oleh para aktivis pergerakan. Mulai dari penculikan, penembakan misterius, hingga pembredelan majalah atau Koran.

Hingga pada akhirnya, rezim orde baru juga ditumbangkan oleh gerakan pemuda. Berkat perjuangan para pemuda dalam menghimpun dukungan pergerakan, akhirnya semangat reformasi pecah pada 12 mei 1998. Meskipun dalam gerakan reformasi tersebut berhasil menumbangkan pemerintahan yang berkuasa namun terjadi berbagai macam tragedi, hingga hilangnya nyawa beberapa mahasiswa. Perjuangan ini mampu melahirkan sebuah reformasi, reformasi yang diharapkan dapat membawa Indonesia pada perbaikan secara ekonomi, social, dan politik yang hampir chaos.

3.  Gerakan Pemuda Pasca Reformasi
Dan, hingga saat ini reformasi telah berjalan selama 17 tahun semangat itu tidak pernah pudar. Semangat reformasi para pejuang yang gugur tetap diteruskan oleh generasi muda saat ini. Hanya saja jenis pergerakan saat ini berbeda dengan mahasiswa tahun 1920-an, 1960an, dn 1990an. Bila pada era colonial gerakan dilakukan lewat propaganda di media massa lewat tulisan, kemudian pada era 1960an dan 1998an dengan cara turun ke jalanan, demonstrasi bakar ban, saat ini pemuda cukup berdemo di depan laptop dengan berbagai jenis social media nya mentweet seputar pengetahuannya dan kritiknya terhadap pemerintah.

Zaman memang telah berubah, di era digitalisasi saat ini, demo dengan cara tersebut memang dianggap lebih ampuh daripada harus turun ke jalanan atau depan istana menuntut segala tuntutan yang tidak berpihak pada rakyat, dan kemudian bakar ban. Selain itu, para pemuda juga lebih kreatif dalam hal melakukan kritik kepada pemerintah, dan efeknya juga bisa lebih besar. Karena, lewat meme  atau karikatur yang dibuat biasanya menyindir pemerintah dengan kata-kata yang variatif, kemudian menjadi bahan lelucon, lalu tersebar luas di media sosial.

Seperti kita tahu, media social internet dapat di akses siapa saja baik local maupun internasional. Maka dengan itu, bila meme atau karikatur mengenai kritik pemerintah tersebuar tidak menutup kemungkinan juga akan menjadi konsumsi dunia internasional, dengan begitu dunia internasional juga akan mengetahui seputar masalah yang terjadi di Indonesia. Mulai dari pemerintahan yang korup, tidak memihak kepada rakyat, hingga pemerintah yang mulai ingkar dengan janji kampanyenya. Bila melihat keadaan saat ini, mungkin gerakan pemuda saat ini akan lebih tepat bila di namakan gerakan pemuda digital.


Mengingat berbagai macam gerakan pemuda di Indonesia dari zaman ke zaman, kita sebagai pemuda Indonesia generasi penerus bangsa, generasi yang menentukan masa depan bangsa, sudah seharusnya kita tetap menjaga persatuan bangsa dan mengembalikan kembali semangat persatuan bangsa, semangat nasionalisme yang mulai luntur terbawa arus globalisasi, semangat perubahan yang dapat merubah dunia lewat gerakan kecil namun masiv dan serentak. Sebab, tantangan pemuda saat ini jauh lebih berat dari generasi sebelumnya, karena tidak hanya berperang melawan ketidak adilan rezim pemerintah saja, melainkan juga kita saat ini sedang berperang dalam melawan arus globalisasi yang tinggi. 

Demikian dulu ya guys. Semoga artikel kali ini bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. Salam Pemuda, Semangat Empat Lima!!!

0 Response to "Organisasi Kepemudaan Indonesia Bergai Era"

Posting Komentar